Cara Menetaskan Telur dengan mesin tetas

Cara menetaskan Telur- Telur adalah calon individu yang sepenuhnya belum bisa hidup tanpa perlakuan penetasan baik penetasan alami maupun buatan. Penetasan alami adalah penetasan yang dilakukan oleh induk unggas sendiri, sedangkan penetasan buatan adalah penetasan yang dilakukan dengan bantuan manusia atau mesin tetas. Nah kali ini Koran Ternak khusus merangkum panduan secara lengkap mengenai cara menetaskan telur dengan mesin tetas baik itu telur ayam, itik atau bebek, puyuh dan angsa.
Hatcher Eggs-Mesin tetas

Persiapan Penetasan

Proses penetasan telur memiliki berbagai aspek keberhasilan. Diantaranya yang penting adalah persiapan penetasan. Persiapan menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam proses penetasan telur. persiapan penetasan dilakukan dengan menyiapkan mesin tetas agar mampu menciptakan kondisi yang optimal untuk penetasan. Apa saja yang dilakukan saat persiapan penetasan?

Memilih telur tetas yang baik

Kalau telurnya tidak bagus, ngapain ditetaskan? Singkatnya begitu untuk lebih paham mengenai cara memilih telur tetas silakan baca : Cara memilih telur tetas yang baik

Pembersihan mesin tetas

Mesin tetas yang akan digunakan sebelumnya dibersihkan dari kotoran agar mesin tetas dalam kondisi yang bersih. pembersihan mesin tetas dilakukan dengan menggunakan hand sprayer , setelah kering kemudian dilakukan fumigasi dengan menggunakan gas formaldehyde dan campuran dua sendok formalin 40 % dengan kalium permanganat (KMnO4) sebanyak 10 gram. Fumigasi adalah upaya untuk membasmi mikroba.
Baca : Cara Fumigasi mesin tetas yang baik

Pengecekan peralatan

Bagian-bagian mesin tetas meliputi rak telur untuk tempat telur, ventilasi berfungsi untuk rongga udara yang di buka secara bertahap, bak air berfungsi untuk meletakan air guna menjaga kelembaban mesin tetas, corong pipa digunakan apabila lampu mati, termoregulator berbentu seperti kapsul hitam yang berfungsi untuk mengatur nyala lampu, serta terdapat 5 buah lampu Bagian-bagian mesin tetas yaitu ventilasi untuk mengatur sirkulasi udara, lampu untuk peneranagan dan penghangat ruang mesin tetas. Bagian lainnya yaitu voltage regulator, thermostat, lamp sinyal, saklar, elemen dan rak telur.

Pemasukan Telur

Pemasukan telur ke dalam mesin tetas dilakukan pada pagi hari untuk memudahkan pengawasan kondisi mesin tetas pada awal penetasan, sebab pada awal pemasukan telur sering terjadi perubahan temperatur. Padahal, periode awal amat kritis dan peka terhadap perubahan kondisi mesin tetas. Apabila telur dimasukkan pada malam hari, relatif sulit mengontrol mesin. Thermometer ditempatkan di rak telur dengan ketinggian 5 cm di atas permukaan telur .cara memasukkan telur ke dalam mesin tetas dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

Pemasukan bertahap
Telur dimasukkan ke dalam mesin tetas secara bertahap, sehingga dalam mesin tetas terdapat telur pada berbagai umur penetasan.Karena mesin tetas tersebut berisi enam kereta telur, dalam mesin tetas terdapat enam tingkatan umur penetasan.

Pemasukan total atau all in all out
Telur dimasukkan ke dalam mesin tetas sekaligus, sehingga dalam mesin tetas hanya berisi telur yang sama umur penetasannya.

Posisi dan Pemutaran Telur

Posisi telur selama dalam setter atau rak telur adalah bagian tumpul di atas. Posisi telur yang terbalik (ujung runcing di atas) dapat mengakibatkan posisi embrio dalam telur tidak normal sehingga daya tetasnya rendah.60% dari telur yang ditetaskan dengan posisi ujung runcing di atas, ternyata embrio berkembang dengan posisi kepala pada ujung runcing, sehingga paruhnya gagal menuju ke kantung udara, yang penting untuk memulai pernafasan dengan paru-paru. Akibatnya, banyak embrio yang gagal dalam proses menetas, kualitas anak ayam yang menetas rendah.

Posisi embrio yang normal adalah :

  1. Kepala berada pada ujung tumpul
  2. Kepala diputar ke kanan dan paruh di bawah sayap kanan
  3. Ujung paruh menuju rongga udara
  4. Kaki berada di bagian ventral dan menyentuh kepala
Jika pemutaran telur dilakukan secara manual, maka telur sebaiknya diletakkan miring membentuk sudut 45° dengan ujung tumpul di atas. Hal tersebut agar pemutaran telur dapat sempurna.Jika pemutaran telur telur dilakukan secara otomatis, maka posisi telur adalah tegak lurus dengan rak telur karena pemutaran telur dilakukan bersama rak telurnya.Yang perlu diperhatikan adalah sudut pemutarannya

Candling (Peneropongan Telur)

Pemeriksaan telur dilakukan dengan teropong yang dilengkapi sumber cahaya lampu pijar atau sinar matahari. Peneropongan telur dengan cara memeriksa bagian dalam telur dengan bantuan cahaya, dengan cara menempelkan telur pada alat teropong dengan posisi 45o dan memutarnya sampai dalam telur terlihat jelas. Dan akan lebih baik apabila telur dicandling pada ruangan yang gelap sehingga mudah dilihat.

Telur yang fertil dan infertil dapat dibedakan saat dilakukan peneropongan atau candling. Peneropongan telur bertujuan untuk mengetahui telur kosong atau infertil, telur hidup yang ditandai dengan adanya tunas atau cabang-cabang urat darah ataupun gumpalan gelap yang akan bergerak bila telur digerakkan (diputar) dan telur mati yang ditandai dengan titik atau lingkaran ataupun gumpalan berwarna kehitaman yang tidak bergerak. Menurut Soedjarwo (1999), telur infertil dan mati sebaiknya dikeluarkan dari mesin tetas. Hal ini digunakan untuk efisiensi tempat dan sumber panas.

Cara untuk mengetahui apakah telur itu kosong atau akan menetas dapat dilakukan dengan meneropong menggunakan lampu senter :
  • Jika di dalam telur tersebut tampak urat-urat darah maka berarti kelak akan menetas.
  • Jika sama sekali tidak ada titik maupun urat-urat darah berarti telur kosong.
  • Jika ada titik darah ditengah-tengah, berarti embrio mati (bibit mati) dan tidak akan menetas.
  • Jika separuh tampak gelap, berarti telur mati.

Pada telur dengan no 3 telur infertil. Telur infertil memiliki daya fertilitas yang rendah. Untuk menghasilkan telur yang daya tetasnya tinggi, perlu memperhatikan beberapa tips memilih telur tetas agar daya tetas tinggi

Evaluasi Penetasan

Tingkat keberhasilan usaha penetasan dapat diketahui melalui evaluasi.Caranya dengan melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap beberapa komponen seperti daya tunas, daya tetas, hasil tetas, penilaian DOD (anakan), chick salability (salabilitas kutuk) dan evaluasi kemungkinan kegagalan dalam penetasan.

Daya Tunas (Fertilitas)
fertilitas di artikan sebagai persentas jumlah telur fertil berdasarkan jumlah telur yang di erami atau banyaknya telur yang fertil atau dibuahi oleh pejantan. perhitungan daya tunas berguna untuk mengetahui kualitas telur tetas yang digunakan dalam penetasan. Untuk mengetaahui lebig detail baca :
  • Cara menghitung Daya Tunas, Daya tetas dan hasil tetas serta saleable chick
  • Faktor Faktor yang mempengaruhi daya tetas (fertilitas), daya tetas dan hasil tetas telur

Daya Tetas ( Hatchability)
Daya tetas adalah angka yang menunjukkan tinggi rendahnya kemampuan telur untuk menetas. Berdasarkan hasil praktikum daya tetas yang diperoleh sebesar 63,63%, hal ini dikarenakan beberapa faktor dan perlakuan yang diberikan ketika telur masih dalam proses inkubasi. Daya tetas ini dapat di hitung dengan 2 cara, yaitu pertama dengan membandingkan jumlah telur yang menetas dengan jumlah telur yang dieramkan, dan kedua membandingkan jumlah telur yang menetas dengan jumlah telur yang fertile.

Hasil Tetas
Hasil tetas adalah presentase jumlah telur yang menetas dari total telur yang disetting. Hasil tetas sering pula dikenal dengan daya tetas telur setting (DTS). Hasil praktikum menunjukan bahwa hasil tetas yang diperoleh adalah 58,33%, berdasarkan presentase tersebut menunjukan bahwa jumlah telur yang menetas adalah hampir separuh dari jumlah telur yang ditetaskan. Perhitungan hasil tetas (DTS) lebih mendasarkan pada evaluasi ekonomis.

Penilaian DOC (anakan)
Menurut mufti (2012), tujuan dari penilaian kutuk atau grading chick adalah untuk memisahkan anak ayam yang mempunyai kelainan-kelainan, sehingga diperoleh kutuk (anak ayam) yang berkualitas.

Evaluasi Kemungkinan Kegagalan dalam Penetasan
Permasalahan-permasalahan fertilitas, hatchabilitas dan kualitas anak ayam yang berkaitan dengan kegagalan dalam manajemn penetasan disebabkan oleh banyak faktor. Untuk mengetahui kegagalan tersebut, perlu diketahui gejala-gejala atau ciri-ciri penyebab kegagalannya sejak dini

Demikian ulasan mengenai panduan cara menetaskan telur yang baik, keberhasilan bukan semata mata anda rajin, tetapi juga anda paham dengan cara praktis menangani setiap proses penetasan. Semangat dan selamat mencoba !

Jika ingin mendapatkan file asli beserta sumber sumbernya, anda dapat menghubungi kontak yang ada. Terima kasih